Malam ini aku kembali
membuka buku catatan harianku. Kubaca kembali memori-memori indah yang pernah
kutulis disana. Sepintas aku teringat Messi. Aku merindukannya.
“Apa yang kau lakukan?”
tanya Daniel menghampiriku.
“Merindukan Messi,”
jawabku lirih.
Daniel mengembuskan
napas panjang. Dia menatapku tajam. “Kau melakukannya lagi!”
“Kenapa?”
“Kau pikir aku tidak
cemburu melihatmu merindukan lelaki lain? Apakah aku kurang cukup?!” teriaknya
tepat di depanku.
Aku beranjak berdiri. Aku
berganti menatapnya dengan sorotan tajam. “Kau pikir aku sedang memikirkan
siapa? Messi itu betina, bukan lelaki!”
Lalu, aku pergi meninggalkannya
dan melempar tepat di wajahnya selembar foto anjing kesayanganku yang terselip
dalam buku catatan harianku.
0 komentar:
Posting Komentar